Langsung ke konten utama

Coretan Saat Mengendalikan Anxiety

Aku dan anxiety


Malam ini kamu hadir lagi tanpa diundang, mungkin efek tekanan viral kasus virus corona yang awalnya sering terjadi penyangkalan dalam diriku sendiri tidak akan takut dengan semua berita baik yang nyata maupun hoax. Bukan bermaksud mengkambing hitamkan si virus covid-19 tapi itu terjadi begitu saja. Semua aktivitas berjalan normal tidak ada muncul gejala apapun, tiba tiba rasa takut mati hadir jika terkena virus ini. Lumayan lama bergejolak dengan kecemasan, pikiran-pikiran takut mati, mual, pusing, dengan cucuran keringat terus berjuang sekuat tenaga mengendalikannya agar bisa cepat keluar dari alam pikiran ini.

Ya Rabb, bantu hamba yang lemah ini, tanpa daya kekuatanMu hamba tak berdaya.
Entah sejak kapan anxiety ini hadir, yang jelas sudah ada sejak sebelum operasi craniotomy terakhir yang harus aku jalani di bulan Oktober 2016. Rasa takut, panik dan cemas yang berlebihan itu sering terjadi setelah kambuh kejang ketika berada diluar rumah. Trauma ini berlanjut menyebabkan aku mengalami kecemasan berlebihan diperparah dengan keringat dingin, jantung berdebar kencang, lemas, pusing, mual dan seperti terasa akan pingsan. Begitulah yang selalu terjadi setiap anxiety kambuh.
Berjuang melawan pikiran diri kita sendiri begitu berat dibandingkan bahaya yang nyata ada di depan mata. Dulu bolak balik UGD rumah sakit itu sudah menjadi kebiasaan bagiku, awal-awalnya pasti dilakukan semua pemeriksaan termasuk ekg dan hasil normal. Dokterpun hanya memberi obat lambung utk meredakan asam lambung yang tinggi dipicu ketakutan dan kecemasan yg berlebih. Anxiety ini diperparah pasca alm.suami meninggal dunia tapi anehnya disaat merawat beliau, anxiety itu hilang lenyap begitu saja. Kata psikiatri karena saat itu sedang fokus yaitu merawat yang sakit.
Seiring waktu aku belajar mengendalikannya dengan berbagai terapi dari psikiatri dan psikologi klinis yang banyak membantu dengan rujukan dari dokter spesialis saraf. Salah satunya tempat terapiku adalah berada dilingkung sebuah Taman Kanak-kanak yang jaraknya sangat dekat dari rumah. Membantu guru kelas itu menghabiskan semua tenaga dan pikiran menjadikan selalu fokus, tidak larut dalam kesedihan dan keterpurukan yang lama.
Anxiety yang aku alami ini secara medis penyebabnya adalah faktor organik yakni kerusakan mungkin dari tekanan tumor pada bagian lobus frontal pada otak. Lobus frontal selain berfungsi mengatur memori seseorang juga mengendalikan mental dan kepribadian termasuk kontrol semua emosi. Sehingga pasti akan hadir sesekali waktu. Selain itu ada faktor pemicu lain yakni asam lambung yang tinggi.
Pernah ada rasa sedih dan rendah diri dengan kondisi ini. Karena tidak bisa beraktivitas bebas keluar rumah efek trauma saat anxiety kambuh: takut pingsan tiba2 dijalan, takut dengan sesaknya kemacetan, begitu juga takut mati dll. Tapi sekarang aku dan anxiety menjadi bersahabat seperti waktu dulu anugerah tumor bersarang di otakku.
Alhamdulillah, hanya Allah tempat bersandar dan memohon perlindungan selalu agar aku tidak sampai hilang kendali karena rasa cemas dan takut itu. Mungkin syetan akan ikut mendompleng disaat anxiety kambuh, yang bisa melemahkan iman seseorang anak manusia. Wallahualam ..

Komentar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdamai Dengan Astrositoma

Survive Bersama Astrositoma Low Grade     Hasil pemeriksaan MRI diatas merupakan hasil pemeriksaan MRI pasca operasi tanggal 08 Desember 1999 (Hasil CT Scan 1997 ternyata tercecer saat pindahan rumah) Sumber: dokumen pribadi Anugerah Itu Datang Cerita ini sering kutulis di diary dan catatan kecil, memulai menulis di blog terasa berat. Mungkin belum ada niatan dan semangat untuk berbagi. Semoga dengan tulisan ini bermanfaat bagi yang sangat membutuhkan informasi tentang anugerah ini. Aku menimba ilmu di Diploma Analisis Kimia IPB angkatan 1995 dan saat padat-padatnya jadwal praktikum tahun kedua, mungkin faktor kelelahan, gizi yang kurang sebagai anak kost makan secukup dana yang dikirim orangtua, stress padatnya jadwal kuliah dan praktek yang menghabiskan energi sehingga muncul awal gejala-gejala si kecil yang bersarang di otakku. Tidak seperti biasanya, sehabis makan malam aku tertidur lebih dahulu dari teman-teman kost lainnya dikarena kelelahan.  Ketika bangun tidur, a...

18 Tahun Kenangan Terindah

Terdiam disiniku termenung memikir dirimu Jalani hari biru bersama buah hati dan versi kecil dirimu 'tuk memahami 'tuk menerima Oh terima kasih Tuhan  kau telah berikan 18 tahun  terindah  Bersama dirinya  Menjalani cinta  Yang kupikir tak ada  Takkan kutukar dengan apa pun di dunia Sejenak  Namun mengisi jiwa  Hadir dirimu dalam hidupku Kucoba jalani  Dan kucoba mengerti Oh terima kasih Tuhan kau telah berikan 18 tahun terindah Bersama dirinya Menjalani cinta  Yang kupikir tak ada  Takkan kutukar dengan apapun di dunia Tak kutahu  Kuatkan diriku  Untuk menerima jalani tanpa dirimu Terima kasih Tuhan kau telah berikan 18 tahun terindah  Bersama dirinya Menjalani cinta  Yang kupikir tak ada  Takkan kutukar dengan apa pun di dunia lirik: 12 Tahun Kenangan Terindah BCL versiku

Grup Cerdas Mengelola Tumor Otak (TO)

Secercah Sang Mentari Bagi Penyintas  Tumor Otak Berdirinya Grup Kecil  Sehat itu nikmat terbesar dari Allah SWT kepada umat manusia apalagi bagi seorang mukmin. Nikmat sehat ini lebih berharga dari harta benda berharga yang dimilik siapapun. Ditimpa sakit merupakan nikmat dari Allah SWT kepada kita, karena sakit bisa sebagai penggugur dosa-dosa yang pernah kita perbuat, bisa jadi merupakan tanda cinta Allah kepada hambaNya. Agar Pengharapan dan permohonan hanya kepada Allah SWT semata. Secercah sinar mentari merupakan harapan bagi kami para penyintas Tumor Otak (TO),  diperjuangkan dengan segala upaya dan ikhtiar tanpa kenal lelah atau berhenti. Terus berjuang demi harapan bertahan hidup yang lebih baik.  Menceritakan kisah para penyintas TO pasti tidak akan pernah selesai dengan kisah seseorang itu survive saja. Sebuah grup kecil bernama "Cerdas Mengelola TO", merupakan komunitas tempat berkumpul para penerima anugerah yang selalu tabah dan ridho menjalani qadar sa...