Perjalanan Mengkonsumsi Anti Kejang
Dulu tidak segampang saat ini untuk mengakses mencari informasi tentang obat-obatan, penyakit yang dialami dan hal-hal lainnya. Saat ini kita harus cermat dalam menerima resep obat dari seorang dokter, bukan karena tidak mempercayai dokter tapi lebih cerdas dalam memahami dan mengetahui fungsi kerja tentang obat beserta efek sampingnya. Ini demi kebaikan kita ke depan harinya, karena mengkonsumsi anti kejang ini memerlukan perjalanannya panjang.
Tahun 1999 aku dipertemukan dengan suami oleh Allah SW dalam sebuah ikatan suci dan sakral mitsaqan Ghalidza. Suami sangat memahami dan pengertian menemaniku selama menjalani proses terapi phenytoin dan kontrol ke rutin spesialis saraf. Hingga akhirnya hamil anak pertama kami, selain spesialis saraf yang harus mengetahui kondisiku begitu juga dengan spesialis kandungannya. Tidak masalah menjalani kehamilan dengan mengkonsumsi anti kejang sesuai anjuran dan pantauan dokter. Diharapkan tidak terjadi serangan kejang di saat kehamilan, itu pesan dari spesialis kandungan dr Giana Hanum, SpOG yang selalu mensupport aku. Disaat kelahiran anak pertama kami 09 Juni 2000 di rs Karya Bhakti Bogor, proses kelahiran dilakukan secara normal dibantu spesialis kandungan yang saling sinergi dengan spesialis saraf saat itu dr. Yoeswar Anwar Darisan, Sp.S.
Pasca kelahiran sekitar 3 harinya, terjadi serangan kejang sehingga mengakibatkan kelelahan dan menyebabkan kepala sangat terasa sakit pastinya enak digunakan untuk tidur. Alhamdulillah setiap kelahiran anak-anak selalu didampingi ibuku tercinta. Jika sudah begini ibu yang mengambil alih untuk mengurus kebutuhan bayi, kecuali menyusui. Pada saat kontrol pemeriksaan MRI setiap 2 - 3 tahun sekali, hasil selalu menunjukkan ukuran massa dan berada pada posisi yang sama. Kemungkinan inti dari tumor ini masih ada dan belum mati begitu kata dokter. Berikutnya pada saat persalinan anak ke -2 pada 23 Mei 2001 kami masih berdomisili dikota Bogor serangan kejang pasca persalinan selalu aku alami apalagi jarak kelahiran yang sangat berdekatan, spesialis kandungannya sudah memberi peringatan untuk berKB segera persalinan anak kedua ini. Sehingga kelahiran anak ketiga si bungsu berjarak yang sangat jauh dari kedua saudara perempuannya, saat itu kami sedang berdomisili di pulau Batam, sehingga kelahiran si bungsu di rs Awal Bross dibantu spesialis dr.Gina Frances AgustineRotty, Sp.OG. Efek persalinan yang membutuhkan energi penuh, baik secara fisik maupun mental sangat mempengaruhi sinyal listrik pada otakku karena kontraksi tidak terjadi dari pagi hingga malam hari dan pembukaan juga tetap pada pembukaan 2. Alhamdulillah kelahiran si bungsu selepas waktu sholat isya' pada tanggal 23 Agustus 2006. Selalu pasca persalinan serangan kejang terjadi, ini yang paling lama dan membuatku tidak sadarkan diri, sehingga tangisan si bungsupun tidak diketahui sama sekali. Selama 2 hari 3 malam posisiku hanya ditempat tidur karena sakit kepala dan mual efek serangan kejang ini.
Suamiku yang selalu siaga disaat serangan kejang terjadi selama perjalanan rumah tangga kami. Beliau sangat sabar dan cekatan mengatasinya dan apa yang harus dilakukan saat itu. Ada saat jenuh untuk mengkonsumsi obat anti kejang ini, tapi tidak mungkin mengambil resiko dengan serangan kejang berulang. Selama berkonsultasi spesialis saraf, sepertinya lebih senang memberikan resep obat dibandingkan solusi untuk pasiennya. Jika tidak sampai mengganggu aktivitas, tetap saja dengan mengkonsumsi phenytoin dan kawan-kawan. Malah ketika kami berpindah tempat tinggal ke kota Medan karena mutasi kerja suami, spesialis sarafnya lebih memberikan resep obat dengan berbagai gabungan anti konvulsi sehingga menjadi obat racikan dan sebagai andalanku selama menjalani kegiatan sehari-hari tanpa ada keluhan kambuhnya serang kejang berulang. Obat -obatan itu terdiri dari phenytoin, clobazam, depakote, carbamazepine ini yang teringat dalam memori, dengan komposisi yang sudah ditentukan spesialis sarafnya. Alhasil awal mengkonsumsi obat racikan ini bukan saja efek kantuk tapi aku merasakan sedikit terbang dan biasanya lebih enak dibawa tiduran. Alhamdulillah beberapa lama kemudian aku bisa beradaptasi dengan obat racikan ini. Setiap bertemu orang yang baru kenal pasti mereka mengira aku dalam kondisi kesehatan yang normal, karena mereka melihat kondisi fisikku yang baik-baik saja.
Sedangkan keluhan sakit kepala dan kadang-kadang ada munculnya serang kejang. Membuatku terkendala untuk beraktivitas walaupun sempat bekerja sebagai freelance di sebuah perusahaan Asuransi syari'ah dan pernah mampir kerja sebagai inventaris dan mempersiapkan perlengkapan laboratorium beberapa bulan di sebuah fakultas kedokteran swasta di kota Medan. Suami sebenarnya tidak pernah memperbolehkan aku bekerja sejak berumahtangga, tapi dengan meyakinkannya bahwa kesehatan masih dibatas normal suami memberikan izin dengan syarat tidak memaksa diri. Suamipun mengajukan untuk mutasi kerja ke pulau Jawa, dengan alasan untuk kelanjutan pengobatanku. Permintaannya tidak semudah itu dikabulkan setelah butuh waktu lama menunggu, kami akhirnya pindah ke pulau Jawa tepatnya di Bogor pada Oktober 2012.
Aku akan membahas fumgsi dari anti konvulsan ini. Anti konvulsan itu merupakan obat yang digunakan untuk mengembalikan kestabilan rangsangan sel saraf sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang. Selain mengatasi kejang, antikonvulsan juga digunakan untuk meredakan nyeri akibat gangguan saraf (neuropati) atau mengobati gangguan bipolar. Sel -sel saraf dalam otak saling berkomunikasi melalui sinyal listrik, sehingga dapat memerintahkan tubuh untuk bergerak atau bertindak. Pada kondisi kejang, jumlah rangsangan sinyal listrik saraf melebihi batas normal. Perubahan rangsangan sinyal saraf tersebut dapat disebabkan oleh cedera pada otak, tumor otak, stroke, atau gangguan di luar otak, misalnya gangguan elektrolit. Obat anti konvulsan dapat menormalkan kembali rangsangan di sepanjang sel saraf, sehingga kejang dapat dicegah atau diatasi. Jadi obat anti konvulsan atau anti kejang ini bukan sebagai obat untuk kesembuhan bagi kami penerima anugerah tumor otak, tapi obat ini hanya sebagai pencegah kerusakan lebih parah pada sel-sel saraf pada otak efek desakan tumor. Untuk kasus tertentu ada penerima anugerah TO yang tidak mengalami serangan kejang, ini bergantung posis letak si TO pada otak. Phenytoin sampai saat ini masih aku konsumsi, nanti bisa di baca pada kelanjutan kisah operasi kraniotomi 2016.
Nb:
Mohon maaf karena keterbatasan memori, untuk nama - nama dokter spesialis saraf ketika berada di Batam dan Medan lupa (saat itu belum hobi mencatat rekam medik ke sebuah buku catatan). Semoga para dokter yang setia memberi resep untuk pasiennya bisa memakluminya🙏🙏🙏..
referensi :
https://www.alodokter.com/phenytoin
https://www.alodokter.com/antikonvulsan
untuk gambar berasal dari searching google


Makasih mbak Cindiana sdh berbagi cerita aku sesama pemakai penythoin ...krn kejang dari efek tumor otak juga
BalasHapus