Langsung ke konten utama

Goresan Penaku


Sayap Yang Patah

Ada yang hilang sejak kepergianmu, satu sayap terasa tak berdaya karena patah.
Hidupku terasa dikelilingi tembok tinggi yang tidak ada jalan keluarnya.
Setiap hari terasa tak berdaya, seperti bunga yang layu dan berguguran hingga dihempas angin. Hari demi hari kumenunggumu kepulanganmu seperti biasa.
Tapi yang ditunggu tak kunjung datang, begitu juga besoknya .. besoknya..
Hingga satu tahun kuberada dalam denial kalau engkau masih ada, hanya sedang bekerja bertugas keluar kota. Kadang-kadang kehidupanku terasa berhenti tak mampu bangkit walau hanya sekedar untuk menyapa pagi yang indah.

Disela-sela menunggumu selalu hadir rasa kecemasan dan ketakutan itu, apa aku istri yang kamu ridhoi atau aku istri yang durhaka. Sehingga engkau tak pulang ke rumah lagi, entahlah rasa bersalah itu selalu hadir. Mungkin selama ini waktu luangmu lebih banyak untuk memperhatikan istrimu dikala sakitnya kambuh. Aku merasa sebagai istri yang durhaka dan tak berguna.

Delapan belas tahun itu bukanlah waktu yang singkat, dengan segala perhatian, pengertian dan kasihsayangmu membuatku semakin tersisa. Karena diakhir hayatmu hanya tiga bulan aku bisa melayani dan merawat dikala sakit. Perih .. dihati terasa teriris sembilu dikala rasa penyesalan hadir.

Ya Allah apa mungkin dia selama ini tidak bahagia hidup bersama denganku.
Rasa penyesalan yang tak ada gunanya lagi, semua sudah berlalu.
Hari demi hari, minggu dan tahunpun berganti, berlahan-lahanku menjalani kehidupan ini, dan bisa menerima bahwa engkau sudah sembuh sempurna disisi.
Sang Khalik.

Saat ini masa sekarang yang harus kujalani walau hanya dengan satu sayap yang patah. Kutelusuri tembok-tembok tinggi itu hingga kutemukan celah kecil.
Setiap hari aku berusaha menghancurkan tembok-tembok tinggi itu melalui terapi-terapi dari psikiatri dan psikologis klinis hingga kutemukan jalan untuk keluar dengan tenaga yang tersisa. Jalan itu menuntunku terus hingga akhirnya dapat menikmati pagi yang indah, begitu juga nikmat-nikmat Allah yang lain seperti senyuman diwajah anak-anakku, semangat bergelora dan wajahku yang penuh ceria.

Alhamdulillah ya Allah .. Terima kasih aku bisa melewati semua ini dengan Kasih Sayang, Rahmat dan HidayahMu.
Suamiku pengorbananmu sangat besar bagi kami. Aku dan anak-anak akan melanjutkan perjalanan kehidupan ini. Semoga engkau selalu ditempatkan terbaik disisi Allah, SWT. Together Until Jannah. Aamiin ya Rabbal'alamiin ..

Goresan mengenang hari indah ...

Repost : facebook, 18 April 2020




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdamai Dengan Astrositoma

Survive Bersama Astrositoma Low Grade     Hasil pemeriksaan MRI diatas merupakan hasil pemeriksaan MRI pasca operasi tanggal 08 Desember 1999 (Hasil CT Scan 1997 ternyata tercecer saat pindahan rumah) Sumber: dokumen pribadi Anugerah Itu Datang Cerita ini sering kutulis di diary dan catatan kecil, memulai menulis di blog terasa berat. Mungkin belum ada niatan dan semangat untuk berbagi. Semoga dengan tulisan ini bermanfaat bagi yang sangat membutuhkan informasi tentang anugerah ini. Aku menimba ilmu di Diploma Analisis Kimia IPB angkatan 1995 dan saat padat-padatnya jadwal praktikum tahun kedua, mungkin faktor kelelahan, gizi yang kurang sebagai anak kost makan secukup dana yang dikirim orangtua, stress padatnya jadwal kuliah dan praktek yang menghabiskan energi sehingga muncul awal gejala-gejala si kecil yang bersarang di otakku. Tidak seperti biasanya, sehabis makan malam aku tertidur lebih dahulu dari teman-teman kost lainnya dikarena kelelahan.  Ketika bangun tidur, a...

Coretan Saat Mengendalikan Anxiety

Aku dan anxiety Malam ini kamu hadir lagi tanpa diundang, mungkin efek tekanan viral kasus virus corona yang awalnya sering terjadi penyangkalan dalam diriku sendiri tidak akan takut dengan semua berita baik yang nyata maupun hoax. Bukan bermaksud mengkambing hitamkan si virus covid-19 tapi itu terjadi begitu saja. Semua aktivitas berjalan normal tidak ada muncul gejala apapun, tiba tiba rasa takut mati hadir jika terkena virus ini. Lumayan lama bergejolak dengan kecemasan, pikiran-pikiran takut mati, mual, pusing, dengan cucuran keringat terus berjuang sekuat tenaga mengendalikannya agar bisa cepat keluar dari alam pikiran ini. Ya Rabb, bantu hamba yang lemah ini, tanpa daya kekuatanMu hamba tak berdaya. Entah sejak kapan anxiety ini hadir, yang jelas sudah ada sejak sebelum operasi craniotomy terakhir yang harus aku jalani di bulan Oktober 2016. Rasa takut, panik dan cemas yang berlebihan itu sering terjadi setelah kambuh kejang ketika berada diluar rumah. Trauma ini berlanjut menye...

Teruntuk Sang Mentari

Rindu Pada Sang Mentari Malam terasa sepi tanpa senyumanmu, mentariku .. Kutatap indahnya malam bercahayakan rembulan Titip rinduku teruntuk sang mentariku Bagaimana harusku sampaikan rindu terbeban Takdir kami hanya sampai disini Inilah sepenggal episode hidupku tentang cerita kita berdua. Do'aku selamanya hanya untukmu mentariku Selamanya kumohon Allah do'a-do'a Hari berganti hari, minggu, dan tahunpun berganti Lambat launku buka pintu hati ini untuk menghadap masa depan Hidup terus berlanjut tanpa sengaja hadir sosok rembulan  yang mulai mengisi ruang kosong hati ini Tapi apalah dayaku, semua hanya sebatas semu Sang rembulan hanya meluluhkan hatiku Tapi tak pantas untuk dirindu dan merindu Sang Rembulan yang mampu meluluhkan hatiku  Tapi peran mentariku tak akan pernah terganti Wallahu'alam hanya Allah yang Maha mengetahui Apa dan siapa yang terbaik untukku .. Rindu di akhir tahun 2019